Friday, 29 July 2022
Menyambut pulihnya pariwisata Bali sebagai dampak dari pandemic Covid-19, Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot terus bersolek mempercantik diri. Kali ini, pagar yang membentang dari areal Pura Penataran hingga ke Pura Batubolong dibuat lebih manis dan indah. “Jika sebelumnya merupakan pagar besi, namun kini menggunakan bahan kayu, sehingga lebih indah, dan ramah lingkungan. Pagar ini fungsinya sebagai pengamanan pinggir tebing,” kata Manager Operasional DTW Tanah Lot, I Wayan Sudiana.
Pagar besi yang sebelumnya memakai besi, pada awalnya memang kuat, tetapi belakangan banyak yang korosi, mungkin karena ada pinggir pantai, sehingga cepat rusak akibat air laut yang ditiup angin. Untuk menjadikan pagar itu lebih kokoh, maka menggunakan kayu ulin, sebuah kayu khusus dari Kalimantan. Kayu ini tenganya lebih padat, sehingga pagar menjadi lebih kuat. “Pagar kayu ini penting sebagai pengaman bagi pengunjung yang sedang menikmati keindahan Tanah Lot dari pinggir tebing,” paparnya serius.
Penataan semua pagar di pinggir tebing ini masih dalam proses. Pengerjaannya dimulai pada Mei 2022 lalu, dengan panjang kurang lebih 400 meter. Semua pagar pengaman yang ada di pinggir-pinggir tebing akan menggunakan bahan kayu. Selain pagar tebing, penataan juga dilakukan pada spot-spot selfie yang banyak dimanfaatkan para pengunjung. DTW Tanah Lot memiliki banyak spot selfie yang sangat indah. “Spot selfie yang ada semuanya ditatat untuk menjadi lebih baik, aman dan nyaman. Saat ini masih dalam penataan, sehingga belum rampung semuanya,” ujar Wayan Sudiana panggilan akrabnya.
Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot memang selalu menarik untuk dikunjungi. Setiap libur hari raya, jumlah kunjungan wisatawan selalu mengalir. Apalagi, setelah DTW yang terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali ini, telah menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) di masa pandemi ini, sehingga keamanan dan kenyamanan pengunjung selalu terjaga. “Sejak dibukanya penertbangan internasional serta kemudahan yang diberikan bagi calon wisatawan, kunjungan ke Tanah Lot terus bergerak. Saat ini, rata-rata kunjungan per hari sebanyak 4.000 wisatawan dengan komposisi sebanyak 70% domestik dan 30% mancanegara,” ungkapnya.
Wayan Sudiana mengatakan, Tanah Lot menjadi pilihan bagi wisatawan untuk mengisi liburan. Meski tak seramai sebelum pandemi, tetapi di masa pandemi ini jumlah kunjungan selalu saja ada. Itu artinya, wisatawan domestik utamanya dari kota-kota di Pulau Jawa masih ingat dengan DTW yang menawarkan sunset yang indah ini. Pura di tengah laut itu menjadi daya tarik setiap wisatawan yang berkunjung. Mereka tak henti-hentinya menjadikan Pura Tanah Lot sebagai latar foto atau selfie mereka. Wisatawan sering melintas di pasir hingga mencuci tangan ataupun muka di air suci banyak dilakukan oleh para wisatawan. Banyak pula yang duduk-duduk di areal taman menikmati suasana alam yang damai.
Menariknya, para wisatawan itu berkunjung ke kawasan Tanah Lot sudah biasa dengan perlengkapan Protokol Kesehatan (Prokes) sendiri, seperti sudah memakai masker secara benar, membawa hand sanitezer sendiri dan selalu menjaga jarak saat berada di kawasan objek. Disamping itu, Tanah Lot memang telah mempersiapan diri menyambut para wisatawan. Pada titik-titik strategis telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas prokes, seperti tempat mencuci tangan dan handsanitizer, juga rutin melakuka penyemprotan areal dengan disinfectan. “Tanah Lot juga telah mengantongi sertifikat Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE) dari Kemenparekraf,” ungkapnya senang.